A. Pengertian Prinsip Dasar Pengelolaan Kelas
Prinsip dasar pengelolaan kelas adalah
pegangan atau acuan yang memiliki pokok dasar berfikir atau bertindak bagi
seorang pendidik dalam usaha menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal serta mengembalikan kondisinya bila terjadi gangguan dalam proses
pembelajaran. Kesimpulan Prinsip Dasar Pengelolaan Kelas adalah hal-hal yang dapat dijadikan pedoman
atau pegangan guru di dalam mengelola, agar menjadi terarah dan efisien.
B. Tujuan pengelolaan kelas
Pengelolaan
kelas yang dilakukan guru bukan hanya tanpa tujuan. Karena ada tujuan itulah
guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun kelelahan fisik maupun pikiran
dirasakan. Tujuan pengelolan kelas pada hakekatnya mengandung tujuan
pengajaran. Karena pengajaran merupakan salah satu faktor pendukung berhasil
tidaknya proses belajar mengajar dalam kelas.
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual
belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan
suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap, serta
apresiasi pada siswa (Sudirman, 1992: 31).
Adapun secara
khusus, tujuan pengelolaan kelas adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh
hasil yang diharapkan (Usman, 1995: 8).
Menurut Ahmad
(1995:2), tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut,
1.
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik
sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan
siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.
Menghilangkan
berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar
mengajar.
3.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta
perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas. Keempat,
membina dan membimbing sesuai dengan latar
belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada
hakekatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas
adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang
disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya suasana
sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual,
emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Menurut Arikunto (dalam Djamarah 2006:178)
berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas
dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisian.
C. Prinsip- Prinsip Pengelolaan
Masalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan
tugas yang ringan. Ada berbagai faktor yang menyebabkan kerumitan dalam
pengelolaan kelas. Secara umum factor factor yang mempengaruhi pengelolaan
kelas dibagi menjadi dua yaitu.
1. Faktor interen siswa
2. Faktor eksteren siwa
Faktor interen siswa biasanya berhubungan
dengan masalah emosi, pikiran dan prilaku. Kepribadian siswa dengan ciri
khasnya masing masing menyebabkan siswa berbeda dari siwa lainya secara
individual. Perbedaan secara individual ini dilihat dari segi aspek, yaitu perbedaan
biologis, intelektual dan psikologis.
Sedangkan
factor eksteren siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar,
penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa di kelas, dan sebagainya.
masalah jumlah siswa di kelasa akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak
jumlah siswa di kelas misalnya dua puluh dua orang keatas cenderung lebih mudah
terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cendrung
lebih kecil terjadi konflik.
Mustahil kekacaun di kelas tidak dapat dibatasi, selama ada usaha dari guru, kekacauan di kelas pasti dapat di pecahkan. Memang diakui kelas dari waktu ke waktu, dari hari ke hari, hari ini, esok atau lusa, menunjukan suasana yang berbeda. Sewaktu waktu kebaikan belajar siswa terganggu dengan datangya gangguan dari luar kelas dalam berbagai bentuk dan jenisnya, misalnya ada kebakaran disekitar sekolah, ada maling disiang bolong, ada tabrakan kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
Mustahil kekacaun di kelas tidak dapat dibatasi, selama ada usaha dari guru, kekacauan di kelas pasti dapat di pecahkan. Memang diakui kelas dari waktu ke waktu, dari hari ke hari, hari ini, esok atau lusa, menunjukan suasana yang berbeda. Sewaktu waktu kebaikan belajar siswa terganggu dengan datangya gangguan dari luar kelas dalam berbagai bentuk dan jenisnya, misalnya ada kebakaran disekitar sekolah, ada maling disiang bolong, ada tabrakan kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
Sangat
penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan
kelas. Djarmajah (2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil
masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, dapat dipergunakan”. Prinsip-prinsip
pengelolaan kelas dapat di pergunakan, yang di kemukakan oleh Djarmajah akan di uraikan berikut ini. yaitu :
1. Hangat dan antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar
mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias
pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan
pengelolaan kelas.
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata tindakan, cara kerja atau
bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar
sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
Tambahan lagi akan dapat menarik perhatian anak didik dan dapat mengendalikan
gairah belajar mereka.
3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya
mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi
munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila
penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Kevariasian dalam penggunaan
apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas
yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik, serta
menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat
mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian,
tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
5. Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus
menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak
didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu
penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif
dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat
dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk
menghindari kesalahan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.
6. Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik
dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu
mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri
hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung
jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin
dalam segala hal.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
mengatasi masalah untuk membuat iklim kelas yang sehat dan efektif adalah
sebagai berikut :
- Bila situasi kelas memungkinkan anak-anak belajar secara maksimal, fungsi kelompok harus diminimalkan.
- Manajemen kelas harus memberi fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan bekerjasama.
- Anggota-anggota kelompok harus diberi kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memberi efek kepada hubungan dan kondisi belajar atau kerja.
- Anggota-anggota kelompok harus dibimbing dalam menyelesaikan kebimbingan, ketegangan dan perasaan tertekan.
- Perlu diciptakan persahabatan dan kepercayaan yang kuat antar siswa.
Prinsip-prinsip di atas memberikan hubungan
positif interaksi edukatif antara guru dan siswa.
D. Unsur-unsur pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas dilakukan untuk mendukung terjadinya
proses pembelajaran yang lebih berkualitas. Oleh karena itu pendekatan atau
teori apapun yang dipilih dan yang dijadikan dasar dalam pengelolaan kelas,
harus diorientasikan pada terciptanya proses pembelajaran secara aktif dan
produktif. Untuk mendukung proses pembelajaran tersebut, maka aunsur-unsur
pengelolaan meliputi dua tindakan, yaitu ;
1. Model
tindakan
a.
Preventif , yaitu upaya yang dilakukan oleh
guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran. Mencegah lebih baik
dari pada mengobati. Implikasi bagi guru melalui kegiatan preventif ini yaitu
sedini mungkin guru mengidentifikasi hal-hal atau gejala-gejala yang dianggap
akan mengganggu pembelajaran.
Beberapa upaya atau keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mendukung terhadap tindakan prteventis antara lain ;
Beberapa upaya atau keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mendukung terhadap tindakan prteventis antara lain ;
Ø Tanggap
/peka, sikap tanggap ini ditunjukan oleh kemampuan guru secara dini mampu dengan segera merespon terhadap
berbagai perilaku atau aktivitas yang di anggap akan mengganggu pembelajaran
atau berkembangnya sikap maupun sifat negatif dari siswa maupun lingkungan
pembelajaran lainnya
Ø Perhatian
yaitu selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun
segala sesuatu zang muncul. Perhatian merupakan salah satu bentuk keterampilan
dan kebiasaan zang harus dimiliki oleh guru.
b.
Refrensif
keterampilan
refrensif tidak diartikan sebagai tindakan kekerasan seperti halnya penanganan
dalam gangguan keamanan. Keterampilan refrensif sebagai salah satu unsur dari
keterampilan pengelolaan kelas
2. Modifikasi
tingkah laku
·
Modifikasi tingkah laku yaitu bahwa setiap
tingkah laku dapat diamati. Oleh karena itu bagaimana dengan tingkah laku yang
muncul dengan positif, guru memberi respon positif agar kebiasaan baik itu lebih
kuat dan dapat dipelihara
·
Pengelolaan kelompok, untuk menangani
permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikutsertakan
beberapa komponen atau unsur yang terkait
·
Diagnisis yaitu suatu keterampilan untuk
mencari unsur-unsur yang akan menjadi penyebab gangguan maupun unsur-unsur yang
menjadi kekuatan bagi peningkatan proses pembelajaran
E. Pentingnya Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran
Dalam proses
pembelajaran di kelas yang sangat penting untuk dilakukan oleh seorang guru
adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Segala
aspek pendidikan pengajaran berproses, guru dengan segala kemampuannya, siswa
dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Dengan kondisi
belajar yang baik diharapkan proses belajar mengajar akan berlangsung dengan
baik pula. Proses pembelajaran yang baik akan meminimalkan kemungkinan
terjadinya kegagalan serta kesalahan dalam pembelajaran. Maka dari itu penting
sekali bagi seorang guru memiliki kemampuan menciptakan kondisi belajar
mengajar yang baik dan untuk mencapai tingkat efektivitas yang optimal dalam
kegiatan pembelajaran kemampuan pengelolaan kelas merupakan salah satu faktor
yang juga harus dikuasai oleh seorang guru, di samping faktor-faktor lainnya. Kemampuan
tersebut yang kemudian disebut dengan kemampuan mengelola kelas.
"Kelas adalah
ruangan belajar (lingkungan fisik) dan rombongan belajar (lingkungan
emosional)", dikemukakan oleh purnomo.
Lingkungan fisik meliputi :
1) Ruangan
2) keindahan kelas
3) pengaturan tempat duduk
4) pengaturan sarana dan alat pengajaran
5) ventilasi dan pengaturan cahaya.
Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi:
1) tipe kepemimpinan guru
2) sikap guru
3) suara guru
4) pembinaan hubungan yang baik.
Kelas bukanlah sekedar ruangan dengan segala
isinya yang bersifat statis dan pasif, namun kelas juga merupakan sarana
berinteraksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Ciri utama kelas
adalah pada aktivitasnya untuk dapat menjalankan aktivitas atau kegiatan
pembelajaran yang dinamis perlu adanya suatu aktivitas pengelolaan kelas yang
baik dan terencana. Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan
langsung dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai
materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana, dan evaluasi yang
tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan guru dalam
mencegah timbulnya perilaku peserta didik yang mengganggu jalannya proses.
Tujuan pengelolaan
kelas pada hakikatnya telah terkandung pada tujuan pendidikan dan secara umum
tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam.macam
kegiatan belajar siswa sehingga peserta didik terhindar dari permasalah mengganggu
seperti siswa mengantuk, enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas,
mengajukan pertanyaan aneh dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan dan
memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan
bekerja dengan baik. Selain itu juga guru dapat mengembangkan dan menggunakan
alat bantu belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat
membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Pengelolaan kelas
sangat di perlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah
laku dan perbuatan siswa selalu berubah-rubah. Hari ini siswa dapat belajar
dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Oleh karena itu Kondisi
belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai
tujuan pelajaran.
Keberhasilan
guru mengajar di kelas tidak cukup bila hanya berbekal pada pengetahuan tentang
kurikulum, metode mengajar, media pengajaran, dan wawasan tentang materi yang
akan disampaikan kepada anak didik. Di samping itu guru harus menguasai kiat
manajemen kelas. Guru hendaknya dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi
kelas yang menguntungkan bagi anak didik supaya tumbuh iklim pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
DAFTAR PUSTAKA
– Azhar, Imam, M. Pd. 2013. Pengelolaan Kelas Dari Teoritis Ke
Praktis. Yogyakarta : Insyirah.
– Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar PT Renika Cipta Jakarta,
1996
Tidak ada komentar:
Posting Komentar