Seorang siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan
dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut
untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku
di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata
tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin
siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan
lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin
sekolah.
A.
Pengertian disiplin kelas dan sekolah
Kata disiplin berasal dari bahasa latin
“disciplina” yang menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi
sangat dekat dengan istilah “disiple” yang berarti mengikuti orang belajar dibawah
pengawasan seorang pemimpin. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah
yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan
urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang
menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Di antara kedua istilah tersebut
terlebih dahulu terbentuk pengertian ketertiban, baru kemudian pengertian
disiplin (Suharsimi, 1993: 114). Ketertiban menunjuk kepada kepatuhan seseorang
dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh
sesuatu yang datang dari luar. Disiplin atau siasat menunjuk kepada kepatuhan
seseorang dalam mengikuti peratran atau tata tertib karena didorong oleh adanya
kesadaran yang ada pada kata hatinya.
Disiplin kelas adalah keadaan tertib
dalam suatu kelas yang didalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata
tertib yang telah ditetapkan (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:10). Disiplin
pada hakekatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat
yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk
menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Sedangkan Disiplin
sekolah adalah
usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat
mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata
tertib yang berlaku di sekolah. Pengertian
disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi)
sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi
kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam
bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan
kesalahan perlakuan psikologis (psychological maltreatment),
sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snockdalam bukunya “Dangerous
School” (1999).
Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman
Rachman (1999) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah :
1)
memberi
dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
2)
mendorong
siswa melakukan yang baik dan benar
3)
membantu
siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi
melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan
4)
siswa
belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta
lingkungannya.
Sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang sebenarnya adalah suatu
tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Nilai-nilai keagamaan atau nilai-nilai kepercayaan
Nilai ini diyakini
kebenarannya sehingga melahirkan tindak-tanduk disiplin yang penuh ketulusan
untuk berkorban.
b. Nilai-nilai tradisional
Nilai-nilai ini
melahirkan tindak-tanduk pantangan yang kebanyakan tidak masuk akal dan
mengandung misteri.
c. Nilai-nilai kekuasaan
Nilai ini bersumber
dari penguasa yang melahirkan tindak-tanduk disiplin demi terlaksananya tata
kepemimpinan menurut kehendak penguasa. Nilai ini biasanya diikuti sanksi bagi
yang tidak melaksanakan.
d. Nilai-nilai subjektif
Pengakuan dari niali
ini berdasarkan penilaian pribadi yang melahirkan tindak-tanduk egosentrik.
e. Nilai-nilai Rasional
Nilai yang memberi
penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan tindak-tanduk disiplin tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu.
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan
dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin
merupakan sikap mental.
B.
Prinsip-prinsip disiplin tingkat sekolah maupun kelas
Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin
hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip
kemanusiaan dan demokrasi berfungsi sebagai petunjuk dan pengecek bagi para
guru dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan disiplin. Oleh karena
itu, pendekatan disiplin yang dilakukan oleh guru harus:
a. Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan;
b. Mengembangkan dan membentuk profesionalisme personel dan sosial lulusan;
c. Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan kontrol dari peserta didik;
d. Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan
peserta didik tanpa ada kecurigaan dan
kecemasan;
e. Menghindari perasaan beban berat dan rasa terpaksa dikalangan para peserta
didik.
Ø Cara/teknik membina
disiplin kelas
Perlunya digunakan
suatu metode dalam pembelajaran disiplin kelas, untuk itu seorang guru perlu
menentukan metode yang akan dipakai dalam pembelajaran, adapun metode yang
cocok dipakai dalam mengajarkan disiplin kelas kepada siswa yaitu :
a. Pendekatan yang digunakan
1) Pemberian Bimbingan
Guru hendaknya
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbuat dan menumbuhkan gagasan baru/
ide-ide baru secara wajar sesuai tingkat Kelasnya.
Dalam hubungan ini
siswa perlu diberi bimbingan dan penyuluhan untuk memahami dan mengenali diri
sendiri.
Untuk itu diperlukan
pendekatan dengan siswa dalam situasi yang wajar sehingga memungkinkan mereka
mengembangkan pola-pola tingkah laku yang baik ke arah pembinaan diri sendiri.
2) Evaluasi pada diri Pribadi
Guru hendaknya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi tingkah lakunya
berdasarkan peraturan tata tertib yang telah ditetapkan.
Dengan demikian dapat
terwujud disiplin yang baik dalam kelas yang diidamkan. Disiplin kelas yang
baik dimaksudkan untuk pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan tindakan
orang dalam suatu kelas untuk mewujudkan dan memelihara suatu suasana mengajar
belajar yang efektif.
b. Teknik-teknik yang digunakan
Penanaman disiplin
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
o Menjadi model atau memberi contoh
o Mengadakan pertemuan kelas secara berkala
o Menerapkan aturan secara luwes
o Menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak, serta
o Meningkatkan partisipasi siswa
1) Teknik Keteladanan Guru
Guru hendaknya memberikan contoh
teladan sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya.
2) Teknik Bimbingan Guru
Guru hendaknya senantiasa memberikan
bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswanya.
3) Teknik Pengawasan Bersama
Disiplin kelas yang baik mengandung
pula kesadaran akan tujuan bersama, guru dan siswa menerimanya sebagai
pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib.
Dalam mewujudkan tujuan bersama beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam
pembinaan disiplin kelas sebagi berikut:
(a) Mengadakan perencanaan bersama antara guru dengan siswa
(b) Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa.
(c) Membina organisasi kelas secara demokratis
(d) Membiasakan agar siswa dapat berdiri sendiri/ mandiri dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya.
(e) Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya.
(f) Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan.
Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi
kebebasan dan kemerdekaan siswa. Menegakkan disiplin justru sebaiknya, ia ingin
memberi kemerdekaan yang lebih besar kepada siswa dalam batas-batas
kemampuannya. Akan tetapi, juga kalau kebebasan siswa terlampau dikurangi, dikekang
dengan peraturan maka siswa akan berontak dan mengalami frustasi dan kecemasan.
Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku siswa yang
dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.
Disiplin merupakan hal penting yang harus ditanamkan
pada anak didik di sekolah sedini mungkin. Sekolah adalah tempat utama untuk
melatih dan memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
peraturan dan tata tertib kelas yang diterapkan setiap hari dan dengan kontrol
yang terus menerus maka siswa akan terbiasa berdisiplin.
Kelas harus mempunyai peraturan dan tata tertib.
Peraturan dan tata tertib kelas ini harus dijelaskan dan dicontohkan kepada
siswa serta dilaksanakan secara terus-menerus. Peraturan dan tata tertib
merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada siswa.
Sekolah, dalam upaya menciptakan disiplin secara nyata
sudah barang tentu akan berusaha dan melinatkan berbagai unsur atau pihak.
Misalnya: dalam guru dalam memberdayakan semua kebijakan; usaha
mengidentifikasi secara jelas sebab-sebab siswa berperilaku menyimpang; bekerja
sama secara erat dengan orang tua, dan para pembina atau pendamping sekolah.
Sekolah juga menggunakan beberapa pendekatan untuk menanggulangi perilaku menyimpang
para siswa melalui manajemen pembelajaran atau kurikuler.
C.
Sumber pelanggaran disiplin dan peraturan atau tata tertib kelas
Ø Sumber pelanggaran disiplin
Dalam suatu proses
belajar mengajar tentu ada sebab-sebab yang menimbulkan proses belajar mengajar
terganggu diantaranya kurang kedisiplinan guru dan siswa dalam mentaati
peraturan. Ada beberapa sumber-sumber pelanggaran disiplin yaitu :
1. Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah
2. Kelompok besar siswa dikurangi hak-haknya
3. Kurang memperhatikan kelompok minoritas
4. Kurang dilibatkan dalam kegiatan tanggung
jawab sekolah
Menurut Eko siswoyo dan rochman Terdapat beberapa faktor atau sumber yang
menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya
disiplin. Ketidakteraturan selama proses belajar mengajar dapat disebabkan juga
oleh masalah yang ditimbulkan oleh peserta didik. Sejumlah hal yang disebabkan
oleh peserta didik berikut ini cenderung memberi kontribusi membuat disiplin
kelas terganggu, seperti:
1. Anak yang suka membadut atau berbuat aneh
yang semata-mata untuk menarik perhatian di kelas.
2. Anak dari keluarga yang kurang harmonis
atau kurang perhatian dari orang tuanya.
3. Anak yang sakit.
4. Anak yang tidak punya tempat untuk
mengerjakan tugas sekolah di rumah.
5. Anak yang kurang tidur.
6. Anak yang malas membaca atau tidak
mengerjakan tugas-tugas sekolah.
7. Anak yang pasif atau potensi rendah yang
datang ke sekolah sekedarnya.
8. Anak yang memiliki rasa bermusuhan atau
menentang kepada semua peraturan.
9. Anak memiliki rasa pesimis atau putus asa
terhadap semua keadaan.
10. Anak yang berkeinginan berbuat segalanya dapat dikuasai secara
sempurna.
Gangguan disiplin yang
datang dari kelompok peserta didik dapt berupa:
1. Ketidakpusan dengan pekerjaan kelas
Ketidakpuasan ini dapat
disebabkan oleh tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit, beban terlalu
ringan atau terlalu berat, penugasan cenderung kurang terbuka karena mereka
tidak siap, latihan pembelajaran bersifat verbal kurang menekankan pada
keterampilan dan manipulasi aktivitas, penugasan kurang terjadwal tidak sistematis
atau membingungkan.
2. Hubungan interpersonal lemah
Hal ini dapat
disebabkan pengelompokkan didasarkan pertemanan, peran kelompok sangat lemah.
3. Gangguan suasana kelompok
Hal ini disebabkan oleh
suasana tercekam, kompetitif yang berlebihan, sangat eksklusif (kelompok
menolak individu yang tidak siap)
4. Pengorganisasian kelompok lemah
Pengorganisasian
kelompok lemah ditandai oleh tekanan otokrasi yang berlebihan atau lemahnya
supervisi dan pengawasan, standar perilaku terlalu tinggi atau rendah, kelompok
diorganisir terlalu ketat (banyak aturan) atau terstruktur, pengorganisasian
kurang memperhatikan unsur perkembangan usia, latar belakang sosial, kebutuhan,
atau kemampuan anggota kelompok.
5. Emosi mendadak dan perubahan mendadak
Hal ini dapat
diakibatkan karena kelompok memiliki watak temperamen yang tinggi, kejadian
depresi yang mendadak, ketakutan atau kegemparan, kelompok dhinggapi rasa
bosan, kurang berminat atau emosionalnya lemah.
Masalah yang
ditimbulkan lingkungan
Lingkungan, situasi
atau kondisi yang dapat menimbulkan masalah yaitu:
1. Lingkungan rumah atau keluarga yang kurang perhatian,
ketidakteraturan,
pertengkaran,
ketidakharmonisan, kecemburuan, masa bodoh, tekanan, dan sibuk
dengan urusannya
masing-masing.
2. Lingkungan tempat tinggal yang tidak baik seperti
lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras.
3. Lingkungan sekolah, seperti kelemahan guru, kelemahan
kurikulum, kelemahan manajemen kelas, ketidaktertiban, dan kekurangan fasilitas.
4. Situasi sekolah seperti hari-hari pertama atau
hari-hari akhir (akan libur dan setelah libur), pergantian pelajaran,
pergantian guru, jadwal yang kaku, sekolah yang kurang cermat, bau makanan dari
cafetaria, suasana gaduh dari praktik kegiatan musik.
Ø Peraturan dan Tata Tertib Kelas
Disiplin merupakan hal
penting yang harus ditanamkan pada anak didik di sekolah sedini mungkin.
Sekolah adalah tempat utama untuk melatihkan dan memahami pentingnya disiplin
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan peraturan dan tata tertib kelas yang
diterapkan setiap hari dan dengan kontrol yang terus menerus maka siswa akan
terbiasa berdisiplin.
Peraturan dan tata
tertib kelas untuk sekolah dasar seperti yang tercantum dalam Petunjuk
Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen,
1996:78-81) antara lain harus membuat hal-hal berikut ini:
§ Masuk Sekolah
a.
Siswa harus datang ke
sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.
b.
Menaruh tas dan alat
tulis lainnya di laci meja masing-masing kemudian keluar kelas.
c.
Siswa yang mendapat tugas jaga/piket harus
hadir lebih awal.
d.
Siswa yang sering
terlambat harus diberi teguran.
e.
Siswa yang tidak masuk
karena alasan tertentu harus memberi tahu sebelum atau sesudahnya secara lisan
atau tulisan.
f.
Guru tidak boleh
terlambat atau absen tanpa ijin.
·
Masuk kelas
a. Siswa segera berbaris di depan kelas ketika bel berbunyi.
b. Ketua kelas menyiapkan barisan.
c. Siswa masuk kelas satu persatu dengan tertib dan duduk di tempatnya
masing-masing.
d. Guru memeriksa kerapian, kebersihan,
dan kesehatn siswa satu persatu.
·
Dalam kelas
a. Berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang siswa.
b. Memberi salam kepada guru dan pelajaran dimulai.
c. Guru menuliskan siswa yang tidak masuk di papan absen serta alasan atau
keterangannya.
d. Saat pelajaran berlangsung siswa harus tetap tertib, tidak boleh ribut,
bercanda atau melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran.
e. Siswa tidak boleh meninggalkan kelas tanpa ijin dari guru.
f. Guru tidak diperkenankan meninggalkan kelas ketika pelajaran berlangsung.
·
Ketika waktu istirahat
a. Pada saat bel istirahat berbunyi siswa keluar kelas dengan tertib.
b. Guru keluar kelas setelah semua siswa keluar kelas.
c. Siswa tidak boleh berada dalam kelas ketika waktu istirahat.
d. Selama istirahat siswa tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah tanpa ijin
dari guru.
e. Pada saat bel masuk siswa masuk dengan tertib dan teratur.
f. Sebaiknya guru sudah berada di kelas lebih dahulu menjelang bel masuk.
·
Waktu pulang
a. Ketika bel pulang berbunyi, pelajaran berakhir, ditutup dengan do’a dan
salam kepada guru.\
b. Guru memberikan nasihat-nasihat, mengingatkan tentang tugas-tugas pekerjaan
rumah dan sebagainya.
c. Siswa keluar rumah dengan tertib.
DAFTAR PUSTAKA
– Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran.
Jakarta: PT Asli Mahasatya, 2004
– Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009
–
http://pujirokhayanti99.blogspot.com/2012/10/prinsip-prinsip-disiplin-kelas.html
–
http://nay-hyukvie.blogspot.com/2012/10/makalah-prinsip-prinsip-disiplin-kelas.html
mohon kritik dan sarannya ya teman2.....
BalasHapusTerima kasih atas infonya
BalasHapusTerimakasih , saran saya alangkah lebih baik jika ditambahkan media seperti gambar untuk memperjelas suatu materi
BalasHapus